Beberapa bulan yang lalu, Nenekku datang dari Batak. Tentu saja aku
sangat senang sekali. Setiap malam Nenekku selalu menceritakan
pengalaman-pengalamannya waktu ia masih muda. Mula-mula aku merasa geli
mendengar logat bicara Nenekku. Akan tetapi, lama-lama aku merasa terbiasa,
bahkan aku bisa menirunya.
Ketika Nenek kembali ke Batak, aku merasa kehilangan.
Syukurlah, tak beberapa lama kemudian surat Nenek datang. Beginilah isinya.
Safa, cucu
nenek yang manis!
Apa kabar? Nenek
telah sampai di Batak dengan selamat. Pada hari-hari pertama Nenek di Batak,
banyak sekali tamu yang datang untuk melihat keadaan Nenek sekaligus mereka
menanyakan kabar dari Jakarta. Nenek banyah bercerita, juga tentang kamu dan
saudara-saudaramu. Saudara-saudara sepupumu di sini, si Rahmi dan si Rahmat
ingin sekali datang ke Jakarta supaya kalian bisa berjumpa. Bisa juga liburan
nanti kamu dan saudara-saudaramu datang ke sini. Jadi, rajin-rajinlah menabung
untuk biaya perjalananmu.
Oh iya,, bagaimana
dengan pelajaranmu? Ah, sebetulnya ini tak usah Nenek tanyakan. Nenek tahu,
kamu rajin belajar dan selalu dapat nilai bagus di sekolah.
Safa, ada hal khusus
yang ingin Nenek sampaikan. Mudah-mudahan Safa tidak marah ya…………
Begini, Safa. Nenek
terkejut waktu Safa belajar bersama-sama dan bersendagurau dengan teman-temanmu
yang laki-laki sambil saling pukul dan saling cubit. Walaupun Cuma main-main, itu tidak elok,
cucuku. Mungkin Safa menganggap nenek tidak gaul.
Akan tetapi, dalam agama seorang laki-laki tidak boleh
bersentuhan langsung dengan wanita begitupun sebaliknya kecuali dia adalah mahramnya…….
Nah, hal lain lagi
adalah soal jahe dan lengkuas. Mungkin ini salah ibumu. Dia tidak mengajarimu membedakan
lengkuas dan jahe.. Anak-anak seusiamu di Batak sudah paham semua bumbu dapur
dan kegunaannya. Walaupun tinggal di kota, tak ada salahnya kalau kamu belajar
bumbu dapur dan kegunaannya. Ilmu itu akan berguna terus sampai kamu jadi
nenek-nenek.
Satu lagi, Safa yang
manis! Soal menjahit. Waktu seusiamu, Nenek dan ibumu sudah pandai menjahit dan
menyulam. Sebagai wanita, kamu perlu menjahit. Mulailah dengan menjahit kancing
baju yang putus, misalnya. Dan paling penting yang harus kamu utamakan yaitu
shalat lima waktu, karena itu adalah kewajibanmu sebagai umat muslim/muslimah yang
merupakan tiang dari agam Islam……
Salam buat ayah, ibu
dan saudara-saudarmu…………
Setelah selesai membaca surat Nenek, aku tersenyum-senyum. Di
dalam hati aku bertekad akan melaksanakan nasihat Nenek dengan sungguh-sungguh.
Terutama dalam hal menuntut ilmu……… Aku harus rajin belajar agar dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan menjadi manusia yang bekualitas……….
By: Mardhawiah Makkasau
Add on FB: mardhawiyah.makkasau




Tidak ada komentar:
Posting Komentar