MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Rabu, 03 Oktober 2012

Cinta Ini Bukan Untukmu


Hariku dimulai, Aku menatap senja disore itu, cahaya kuning kemerah-merahan dari matahari yang terbenam membuat aku melupakan rasa penat dan lelahku.Hari ini,angin bertiup makin kencang merasuk ke dalam pakaian yang aku gunakan. “aduh sakit!”, tiba-tiba aku dan Ilmy terjatuh dari motor, aku membuka mata, aku melihat seorang pria, sosok itu mendekat, ternyata ia adalah kakak dari temanku dia bernama Vicki, ia menolongku sewaktu aku terjatuh dari motor, “kamu nggak apa-apakan ilmy”, tanya Vicki kepada Ilmy. “iya aku nggak apa-apa Vicki, makasih sebelumnya”, jawab Ilmy membalas perkataan Vicki sambil tersenyum. “lain kali hati-hati yah”, pesan Vicki mengingatkan.
Malamnya Handphoneku berdering pertanda satu pesan diterima, ternyata itu dari Vicki kakak dari temanku yang menolong aku dan Ilmy sewaktu terjatuh dari atas motor, “Assalamualaikum”, sapa Vicki. “ waalaikum salam” jawabku. Untuk kedua kalinya handphoneku kembali berdering, “lagi ngapain ade?”, sapa Vicki ramah. “lagi dengar musik kak, kalau kakak lagi ngapain?”, tanyaku balik pada Vicki. “Aku lagi mikirin kamu”, jawab Vicki mencoba membuatku GR.
Waktu terus berjalan, aku dan Vicki semakin dekat. Dia memberiku banyak perhatian dan ternyata aku tidak menyangka dia menaruh hati padaku. Seseorang yang sudah aku Anggap sebagai kakak ternyata mengharap lebih dari itu. hari itu Vicki menyatakan cinta kepadaku, hal yang tak kuharapkan, dan tak pernah aku sangka, ternyata Vicki menyayangiku bukan seperti kakak menyayangi adiknya, dia mengharapkan lebih dari hubungan sekedar persaudaraan. “ya Allah aku bingung,” bisikku dalam hati. Disatu sisi aku menyayangi Vicki sebagai kakak, aku takut harus menolak dan membuatnya kecewa, tapi jujur aku hanya mengAnggap Vicki sebagai kakak tidak lebih dari apapun.
 Mulai hari itu Vicky, sering mengunjungiku di sekolah, disatu sisi aku merasa dihargai sebagai perempuan tapi disatu sisi lain aku menyesal telah mengenal dan bertemu dia. Aku sama sekali tak memiliki perasaan lebih kepada Vicki selain seorang kakak.
Hari itu, Vicki mengajak aku dan teman-temanku berjalan-jalan ke pantai, namun tak ku sangka teman-temanku yang lain telah menyusun rencana agar aku dan Vicki sajalah yang berada diatas mobil, untuk kedua kalinya Vicki mengutarakan perasaannya terhadapku rasanya tak karuan, memang waktu pertama kali dia menyatakan cinta kepadaku, aku belum bisa menentukan pilihanku dan membuatnya menunggu.
Ternyata Vicki berAnggapan bahwa aku memberinya harapan karena aku belum menjawab pernyataan cintanya, untuk kali ini ku beranikan diriku untuk menolaknya. Vicki menyakinkan diriku untuk mempercayainya, dia berjanji untuk selalu mencintaiku, menyayangiku, dan melindungiku agar aku bisa menerima cintanya.tapi hatiku tetap dalam pendirianku untuk menolaknya.
Ketika aku melangkah ingin pamit untuk pulang dia memberiku sebuah kalung, satu dari pasangan kalung itu telah ia gunakan dan yang satunya lagi diberikan kepadaku, sebenarnya aku tak ingin menerima pemberiannya itu karena aku telah mengecewakannya, tapi untuk menghargainya sebagai kakakku, orang yang pernah dekat denganku,ku terima pemberiannya sebagai ucapan maafku kepadanya.
Hari berlalu keadaan mulai berubah, kini Vicki mulai mencoba untuk melupakanku tapi sayang, bayanganku masih ada dalam benaknya.handphoneku berderimg bertanda satu pesan diterima, pesan itu ternyata dari Vicki, ia mengatakan bahwa ia belum bisa menerima kenyataan kalau aku bukan  miliknya dan dia bukan milikku. Pesan dari Vicki itu hanya berlalu seperti angin.
Dia mencoba untuk menhubungiku tapi aku tetap menghiraukannya, apakah aku ini egois?, karena telah mengacuhkan orang yang telah menyayangiku, “maafkan aku Vicki, aku tidak pernah dengan sengaja ingin mengecewakan dan menyakitimu tapi kenyataannya kamu sendiri yang meminta, cukup sampai disini aku tak ingin menyiksamu lebih dalam dan berharap kepadaku. makasih kau telah hadir dalam hidupku, terima kasih pengalaman hidup yang kau ajarkan kepadaku”,bisikku dalam hati.
Kini  aku beranjak dewasa, aku telah mengenal yang namanya cinta tapi bukan dari sosok Vicki, dia seorang lelaki yang tampan ia bernama Angga, aku mengenalnya tanpa sengaja dari sahabatku Ilmy, beberapa waktu setelah aku mengenal Angga aku merasakan rasa indah dalam hidupku, Angga mengubah sifat yang kekanak-kanakanku menjadi dewasa, aku mencintainya dan berharap cintaku tak bertepuk sebelah tangan, aku harap Angga memiliki perasaan yang sama terhadapku, sungguh aku sangat mencintai Angga.
Ilmy sahabatku merencanakan pertemuanku dengan Angga, aduh rasanya dag-dig-dug sesak didadaku ketika berada didekat Angga “apakah ini yang dinamakan CINTA?” tanyaku dalam hati,
Berada didekat Angga aku merasa nyaman, untuk kesekian kalinya aku bertemu dengan Angga, tapi baru kali ini pertemuanku bersama Angga terasa lain, di atas mobil dia mengutarakan rasanya terhadapku, dia meminta aku untuk menjadi pacarnya. Rasanya pengen terbang ke langit ke tujuh mendengar pertanyaannya itu, “aku sayang kamu, aku menyayangimu seperti aku menyayangi ibuku”, kata Angga kepadaku sambil memegang tanganku. Kata-kata dari Anggalah membuatku luluh, aku menjawab “iyah Angga, aku juga mencintaimu aku mau menjadi pacarmu”.
Vicki tahu aku telah menjalin hubungan dengan Angga, mendengar hal itu Vicki menjadi kecewa dan marah terhadapku, tapi kenapa hal itu semakin membuat Vicki terbelenggu dalam keegoisannya untuk memilikiku.Vicki mengajakku untuk bertemu disuatu tempat,  “Apa benar kamu telah memiliki pacar?” Tanya Vicki padaku memulai pembicaraan, “iyah Vicki”, jawabku sambil tersenyum aku telah memiliki Angga orang yang aku cintai, oleh karena itu buang jauh-jauh semua tentangku dari kehidupmu. Mendengar pernyataanku itu Vicki hanya bisa diam seribu bahasa tanpa satu katapun jadi ku putuskan untuk pergi meninggalkannya.
Hari itu Vicki menelponku ia mengatakan bahwa ia tak bisa melupakanku, cintanya terlalu besar terhadapku, berat untuknya untuk melepasku, “aku akan mengikhlaskanmu dengannya demi kebahagiaanmu tapi aku akan tetap menunggumu sampai kamu berubah pikiran untuk menerimaku, memang aku bukan yang pertama untukmu tapi insya allah aku akan menjadi yang terakhir dalam hidupmu”kata Vicki kepadaku.  

By: Tria Difasari
Follow On Twitter: @triadifasari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar