Hariku
dimulai, Aku menatap senja
disore itu, cahaya kuning kemerah-merahan dari matahari yang terbenam membuat
aku melupakan rasa penat dan lelahku.Hari ini,angin bertiup makin kencang merasuk
ke dalam pakaian yang aku gunakan. “aduh sakit!”, tiba-tiba aku dan Ilmy
terjatuh dari motor, aku membuka mata, aku melihat seorang pria, sosok itu
mendekat, ternyata ia adalah kakak dari temanku dia bernama Vicki, ia
menolongku sewaktu aku terjatuh dari motor, “kamu nggak apa-apakan ilmy”, tanya
Vicki kepada Ilmy. “iya aku nggak apa-apa Vicki, makasih sebelumnya”, jawab Ilmy
membalas perkataan Vicki sambil tersenyum. “lain kali hati-hati yah”, pesan Vicki
mengingatkan.
Malamnya Handphoneku berdering pertanda satu
pesan diterima, ternyata itu dari Vicki kakak dari temanku yang menolong aku
dan Ilmy sewaktu terjatuh dari atas motor, “Assalamualaikum”, sapa Vicki. “
waalaikum salam” jawabku. Untuk kedua kalinya handphoneku kembali berdering,
“lagi ngapain ade?”, sapa Vicki ramah. “lagi dengar musik kak, kalau kakak lagi
ngapain?”, tanyaku balik pada Vicki. “Aku lagi mikirin kamu”, jawab Vicki
mencoba membuatku GR.
Waktu terus berjalan, aku dan Vicki semakin
dekat. Dia memberiku banyak perhatian dan ternyata aku tidak menyangka dia menaruh
hati padaku. Seseorang yang sudah aku Anggap sebagai kakak ternyata mengharap
lebih dari itu. hari itu Vicki menyatakan cinta kepadaku, hal yang tak
kuharapkan, dan tak pernah aku sangka, ternyata Vicki menyayangiku bukan
seperti kakak menyayangi adiknya, dia mengharapkan lebih dari hubungan sekedar
persaudaraan. “ya Allah aku bingung,” bisikku dalam hati. Disatu sisi aku
menyayangi Vicki sebagai kakak, aku takut harus menolak dan membuatnya kecewa,
tapi jujur aku hanya mengAnggap Vicki sebagai kakak tidak lebih dari apapun.
Mulai
hari itu Vicky, sering mengunjungiku di sekolah, disatu sisi aku merasa
dihargai sebagai perempuan tapi disatu sisi lain aku menyesal telah mengenal
dan bertemu dia. Aku sama sekali tak memiliki perasaan lebih kepada Vicki
selain seorang kakak.
Hari itu, Vicki mengajak aku dan
teman-temanku berjalan-jalan ke pantai, namun tak ku sangka teman-temanku yang
lain telah menyusun rencana agar aku dan Vicki sajalah yang berada diatas mobil,
untuk kedua kalinya Vicki mengutarakan perasaannya terhadapku rasanya tak
karuan, memang waktu pertama kali dia menyatakan cinta kepadaku, aku belum bisa
menentukan pilihanku dan membuatnya menunggu.
Ternyata Vicki berAnggapan bahwa aku
memberinya harapan karena aku belum menjawab pernyataan cintanya, untuk kali
ini ku beranikan diriku untuk menolaknya. Vicki menyakinkan diriku untuk
mempercayainya, dia berjanji untuk selalu mencintaiku, menyayangiku, dan
melindungiku agar aku bisa menerima cintanya.tapi hatiku tetap dalam
pendirianku untuk menolaknya.
Ketika aku melangkah ingin pamit untuk pulang
dia memberiku sebuah kalung, satu dari pasangan kalung itu telah ia gunakan dan
yang satunya lagi diberikan kepadaku, sebenarnya aku tak ingin menerima pemberiannya
itu karena aku telah mengecewakannya, tapi untuk menghargainya sebagai kakakku,
orang yang pernah dekat denganku,ku terima pemberiannya sebagai ucapan maafku
kepadanya.
Hari berlalu keadaan mulai berubah, kini Vicki
mulai mencoba untuk melupakanku tapi sayang, bayanganku masih ada dalam
benaknya.handphoneku berderimg bertanda satu pesan diterima, pesan itu ternyata
dari Vicki, ia mengatakan bahwa ia belum bisa menerima kenyataan kalau aku
bukan miliknya dan dia bukan milikku. Pesan
dari Vicki itu hanya berlalu seperti angin.
Dia mencoba untuk menhubungiku tapi aku tetap
menghiraukannya, apakah aku ini egois?, karena telah mengacuhkan orang yang
telah menyayangiku, “maafkan aku Vicki, aku tidak pernah dengan sengaja ingin
mengecewakan dan menyakitimu tapi kenyataannya kamu sendiri yang meminta, cukup
sampai disini aku tak ingin menyiksamu lebih dalam dan berharap kepadaku. makasih
kau telah hadir dalam hidupku, terima kasih pengalaman hidup yang kau ajarkan
kepadaku”,bisikku dalam hati.
Kini aku beranjak dewasa, aku telah mengenal yang
namanya cinta tapi bukan dari sosok Vicki, dia seorang lelaki yang tampan ia
bernama Angga, aku mengenalnya tanpa sengaja dari sahabatku Ilmy, beberapa
waktu setelah aku mengenal Angga aku merasakan rasa indah dalam hidupku, Angga
mengubah sifat yang kekanak-kanakanku menjadi dewasa, aku mencintainya dan
berharap cintaku tak bertepuk sebelah tangan, aku harap Angga memiliki perasaan
yang sama terhadapku, sungguh aku sangat mencintai Angga.
Ilmy sahabatku merencanakan pertemuanku
dengan Angga, aduh rasanya dag-dig-dug sesak didadaku ketika berada didekat Angga
“apakah ini yang dinamakan CINTA?” tanyaku dalam hati,
Berada didekat Angga aku merasa nyaman, untuk
kesekian kalinya aku bertemu dengan Angga, tapi baru kali ini pertemuanku
bersama Angga terasa lain, di atas mobil dia mengutarakan rasanya terhadapku,
dia meminta aku untuk menjadi pacarnya. Rasanya pengen terbang ke langit ke
tujuh mendengar pertanyaannya itu, “aku sayang kamu, aku menyayangimu seperti
aku menyayangi ibuku”, kata Angga kepadaku sambil memegang tanganku. Kata-kata
dari Anggalah membuatku luluh, aku menjawab “iyah Angga, aku juga mencintaimu
aku mau menjadi pacarmu”.
Vicki tahu aku telah menjalin hubungan dengan
Angga, mendengar hal itu Vicki menjadi kecewa dan marah terhadapku, tapi kenapa
hal itu semakin membuat Vicki terbelenggu dalam keegoisannya untuk memilikiku.Vicki
mengajakku untuk bertemu disuatu tempat, “Apa benar kamu telah memiliki pacar?” Tanya Vicki
padaku memulai pembicaraan, “iyah Vicki”, jawabku sambil tersenyum aku telah
memiliki Angga orang yang aku cintai, oleh karena itu buang jauh-jauh semua
tentangku dari kehidupmu. Mendengar pernyataanku itu Vicki hanya bisa diam
seribu bahasa tanpa satu katapun jadi ku putuskan untuk pergi meninggalkannya.
Hari itu Vicki menelponku ia mengatakan bahwa
ia tak bisa melupakanku, cintanya terlalu besar terhadapku, berat untuknya
untuk melepasku, “aku akan mengikhlaskanmu dengannya demi kebahagiaanmu tapi
aku akan tetap menunggumu sampai kamu berubah pikiran untuk menerimaku, memang
aku bukan yang pertama untukmu tapi insya allah aku akan menjadi yang terakhir
dalam hidupmu”kata Vicki kepadaku.
By: Tria Difasari
Follow On Twitter: @triadifasari




Tidak ada komentar:
Posting Komentar