MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Rabu, 03 Oktober 2012

AYAH


Pada saat ini, baru saya merasakan betapa pentingnya kasih sayang seorang ayah. Jujur, saya sangat cemburu jika melihat orang lain berada dalam dekapan, puja, puji, dan manja seorang ayah. Saya sangat ingin seperti itu juga. Saya sangat merindukan ayah. Jika ada kesempatan saya sangat, sangt, dan sangat ingin bertemu dengan ayah walaupun itu hanya sedetik ataupun dalam mimpi saja. Ayahku adalah tulang punggung dalam keluargaku. Ialah orang yang memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan dalam keluarga kami. Tapi sekarang tulang punggung keluarga kami beralih kepada Ibu saya tercinta. Seringkali saya tidak masuk ke sekolah karena, ayah saya dirawat di rumah sakit waktu itu. Tepatnya di RSU. Pelamonia. Ayah saya mengidap penyakit hati, Hevatitis stadium B. Beberapa bulan ayah saya dirawat di rumah sakit, menjalaninya dengan baik, dan penuh keikhlasan.
  Tampaknya ayah saya mulai bosan karena sudah beberapa bulan di dalam rumah sakit, tak kunjung ada perubahan pada penyakitnya. tanpa izin dari dokter, ayah saya menginginkan untuk keluar dari rumah sakit karena sudah bosan ujarnya. Jadi kami pun keluar dan dokterpun lepas tangan tetapi memberi saran agar, tetap berobat jalan. Karena penyakit ayah saya sudah sangat parah. Waktupun terus berjalan, tak cukup sebulan, penyakit ayah saya kambu. Kali ini sudah tidak dapat tertolong lagi. Ayah saya koma selama beberapa hari, tanpa sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perutnya, hanya air putih, itupun tidak banyak hanya beberapa sendok makan saja. Semua keluarga yang hadir pada saat itu  sudah tidak dapat membendung tangisan karena sedih. Akhirnya selama tiga hari koma ayah saya menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 4 November 2006. Isak tangis terpecah waktu itu. Pemakaman akan dilaksanakan keesokan harinya. Tangisanpun tak hentinya terdengar sampai usai pemakaman. Tangisan-tangisan itu membuat saya sampai pada saat ini, trauma jika mendengar orang yang sedang mengis, secara otomatis saya akan mengingat kejadian itu.
Kini hari-hari semakin sepi tanpa kehadiran ayah. Lepas shalat, di dalam do’aku tak lupa menyebut nama ayahku agar selalu berada di antara orang-orang yang beriman, dan memohon kepada Allah SWT dengan sangat, agar menjaga Orang tuaku satu-satunya, yaitu ibuku. Setelah ayah saya meninggal, semua keadaan yang dulu adalah baih sekarang berubah drastis, kami terperosok dalam sulitnya realistis kehidupan. Cukup sekali saja saya merasakan hal itu. Karena sekarang ini adalah waktu yang sangat tepat untuk merasakan hal yang terindah, yakni kasih sayang dari orang tua. Mudah-mudahan hanya saya yang merasakan hal ini, jadi saya peringatkan kepada temen-teman, agar menggunakan kesempatan sebaik-baiknya kepada kedua orang tua kalian selagi sehat, dan jagalah mereka tanpa pamrih agar tercipta suatu kebahagiaan tersendiri dalam kehidupan kita masing-masing. 

By: Subhan Subakti
Follow On Twitter: @SubhanVio_22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar