Pada saat ini,
baru saya merasakan betapa pentingnya kasih sayang seorang ayah. Jujur, saya
sangat cemburu jika melihat orang lain berada dalam dekapan, puja, puji, dan
manja seorang ayah. Saya sangat ingin seperti itu juga. Saya sangat merindukan ayah.
Jika ada kesempatan saya sangat, sangt, dan sangat ingin bertemu dengan ayah
walaupun itu hanya sedetik ataupun dalam mimpi saja. Ayahku adalah tulang
punggung dalam keluargaku. Ialah orang yang memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan
dalam keluarga kami. Tapi sekarang tulang punggung keluarga kami beralih kepada
Ibu saya tercinta. Seringkali saya tidak masuk ke sekolah karena, ayah saya dirawat
di rumah sakit waktu itu. Tepatnya di RSU. Pelamonia. Ayah saya mengidap
penyakit hati, Hevatitis stadium B. Beberapa bulan ayah saya dirawat di rumah
sakit, menjalaninya dengan baik, dan penuh keikhlasan.
Tampaknya
ayah saya mulai bosan karena sudah beberapa bulan di dalam rumah sakit, tak
kunjung ada perubahan pada penyakitnya. tanpa izin dari dokter, ayah saya
menginginkan untuk keluar dari rumah sakit karena sudah bosan ujarnya. Jadi
kami pun keluar dan dokterpun lepas tangan tetapi memberi saran agar, tetap
berobat jalan. Karena penyakit ayah saya sudah sangat parah. Waktupun terus
berjalan, tak cukup sebulan, penyakit ayah saya kambu. Kali ini sudah tidak
dapat tertolong lagi. Ayah saya koma selama beberapa hari, tanpa sedikitpun
makanan yang masuk ke dalam perutnya, hanya air putih, itupun tidak banyak
hanya beberapa sendok makan saja. Semua keluarga yang hadir pada saat itu sudah tidak dapat membendung tangisan karena
sedih. Akhirnya selama tiga hari koma ayah saya menghembuskan nafas terakhir
pada tanggal 4 November 2006. Isak tangis terpecah waktu itu. Pemakaman akan
dilaksanakan keesokan harinya. Tangisanpun tak hentinya terdengar sampai usai
pemakaman. Tangisan-tangisan itu membuat saya sampai pada saat ini, trauma jika
mendengar orang yang sedang mengis, secara otomatis saya akan mengingat
kejadian itu.
Kini hari-hari
semakin sepi tanpa kehadiran ayah. Lepas shalat, di dalam do’aku tak lupa
menyebut nama ayahku agar selalu berada di antara orang-orang yang beriman, dan
memohon kepada Allah SWT dengan sangat, agar menjaga Orang tuaku satu-satunya,
yaitu ibuku. Setelah ayah saya meninggal, semua keadaan yang dulu adalah baih
sekarang berubah drastis, kami terperosok dalam sulitnya realistis kehidupan. Cukup
sekali saja saya merasakan hal itu. Karena sekarang ini adalah waktu yang
sangat tepat untuk merasakan hal yang terindah, yakni kasih sayang dari orang
tua. Mudah-mudahan hanya saya yang merasakan hal ini, jadi saya peringatkan
kepada temen-teman, agar menggunakan kesempatan sebaik-baiknya kepada kedua
orang tua kalian selagi sehat, dan jagalah mereka tanpa pamrih agar tercipta
suatu kebahagiaan tersendiri dalam kehidupan kita masing-masing.
By: Subhan Subakti
Follow On Twitter: @SubhanVio_22




Tidak ada komentar:
Posting Komentar